Gambar Sampul PJOK · Bab 9 Renang
PJOK · Bab 9 Renang
Sumaryoto, Soni

23/08/2021 07:23:50

SMA 11 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

109

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pelajaran IX

Memahami Penyakit HIV / AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu

penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Penyakit ini bukan penyakit keturunan atau diwarisi. Ia menyerang kekebalan

tubuh (immune system), yaitu system pertahanan alami tubuh tehadap serangan

organisme yang merupakan musuh. Penyakit ini mengakibatkan berkurangnya

kemampuan tubuh dalam memerangi infeksi. Penyakit AIDS sampai saat ini masih

menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan penduduk dunia. Proses penularan yang

begitu cepat dan belum ada yang bisa menahan laju perkembangan AIDS dalam

tubuh.

A. Pengertian Penyakit HIV/AIDS

a. Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)

H I V adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut)

yang berbulu tegak dan tajam. Tubuh manusia mempunyai sel-sel darah putih

yang berfungsi untuk melawan dan membunuh bibit-¬bibit atau kuman-kuman

Gambar 11.1. Penyakit HIV/AIDS yang belum ada Obatnya

110

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

penyakit yang masuk ke dalam tubuh nanusia. Dengan demikian sel-sel darah

putih melindungi seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut kekebalan tubuh

manusia, yang merupakan daya tahan tubuh seseorang.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini akan menyerang sel darah

putih. Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam

sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah

putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah dan tidak lagi mampu melawan

kuman-kuman penyakit. Lambat-laun sel darah putih yang sehat akan sangat

berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan

akhirnya sangat mudah terserang penyakit.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, berarti mengidap HIV di dalam tubuhnya,

disebut “HIV+” (baca: HIV positif ) atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi

HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan gejala apapun. Sehingga

secara fisik kelihatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun dia

mempunyai potensi sebagai sumber

penularan, artinya dapat menularkan

virus kepada orang lain. Setelah

periode 7 hingga 10 tahun, atau jika

kekebalan tubuhnya sudah sangat

melemah karena berbagai infeksi

lain, seorang pengidap HIV mulai

menunjukkan gejala-gejala dan tanda-

tanda bermacam-macam penyakit

yang muncul karena rendahnya daya

tahan tubuh. Pada keadaan ini orang

tersebut disebut sebagai penderita

AIDS.

b. Penyakit AIDS

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Syndrome

yang bahasa Indonesia-nya adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan

tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia berarti kekurangan. Immune

berarti kekebalan, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat. Dalam hal

ini, “diperoleh” mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan.

Seseorang menderita AIDS bukan karena keturunan dari penderita AIDS, tetapi

karena terjangkit atau terinfeksi virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS

dapat diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya atau

menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan fase terminal

(akhir) dari infeksi HIV.

Gambar 11.2. Virus HIV

111

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Telah disebutkan bahwa seorang pengidap HIV daya tahan tubuhnya terganggu

sehingga mudah terserang penyakit, bahkan serangan sesuatu penyakit yang untuk

orang lain dapat digolongkan sebagai penyakit ringan, bagi seorang pengidap

HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut dapat menjadi berat, bahkan dapat

menimbulkan kematian. Misalnya penyakit influensa, pada orang sehat penyakit ini,

akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih satu minggu, meskipun

tidak diobati sama sekali asalkan penderita makan, tidur dan istirahat yang cukup.

Pada pengidap HIV dan penderita

AIDS, penyakit influensa ini

akan menetap lebih lama bahkan

semakin parah pada waktu

tertentu. Seorang penderita AIDS

dapat meninggal oleh penyakit

infeksi lain yang menyerang

dirinya akibat kekebalan tubuhnya

yang terganggu (disebut infeksi

oportunistik).

B. Bahaya Penyakit HIV/AIDS

Bahaya Besar Penyakit HIV/AIDS, yaitu:

1. Tidak ada obat. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan

oleh virus HIV yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak

system kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan

tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi,

kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau

obat untuk penyembuhannya.

2.

Kema

tian. Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di

seluruh dunia terkena infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan

adalah jumlah penderita 70% adalah kalangan pemuda/usia produktif.

3.

Seran

gan Bagi Anak Muda. Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit

bahaya ini adalah homoseksual, heteroseksual, promiskuitas, penggunaan jarum

suntik pecandu narkotik dan free sex serta orang-orang yang mengabaikan

nilai-nilai moral, etik, dan agama (khususnya para remaja/generasi muda usia

13-25 tahun).

4. Tidak Bermoral. Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi,

industrialisasi, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah

menyebabkan perubahan-perubahan nilai kehidupan yang cenderung

mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai hubungan

seksual antar individu.

Gambar 11.3. Penderita Penyakit AIDS

112

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

5.

Seks Bebas. Permasalahan

la

in yang berdampak sangat

tinggi bagi penularan virus

AIDS adalah remaja yang

meninggalkan rumah/minggat

menjadi anak jalanan, dan tuna

susila yang melakukan seksual

aktif dan pecandu narkoba

secara bebas dan tidak terjaga

kebersihan/kesehatannya.

6. Bunuh Diri. Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan

depresi yang mendalam, semangat hidup rendah dan hilang kepercayaan diri.

Permasalahan ini telah banyak memakan korban jiwa, sebab dari mereka-

mereka yang terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri penyakit yang di

deritanya dengan bunuh diri.

7. Gila. Orang yang Hilang kepercayaan diri, banyak

dijauhi orang karena penyakit yang dideritanya ini

akan menimbulkan stress yang begitu berat, jika Stress

yang diderita terus dibiarkan maka akan menyebabkan

kegilaan alias tidak mempunyai kesadaran normal.

C. Penularan Penyakit HIV/AIDS

HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk

dapat berada di dalam tubuh manusia. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV

sangat cepat mati. HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila

darah yang mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering.

Dalam media kering HIV akan lebih cepat mati. HIV juga mudah mati oleh

air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat mati di luar

tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya,

misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling

kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara.

Gambar 11.4. Seks Bebas Sebagai Salah Satu Penyebab

Bahaya HIV/AIDS.

Gambar 11.5. Kegilaan Dampak

dari HIV/AIDS

113

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Di dalam tubuh manusia, HIV terdapat pada cairan-cairan tubuh, yaitu: darah,

air mani, cairan vagina (cairan kemaluan wanita). Telah terbukti, bahwa ketiga

cairan di atas inilah yang dapat menularkan HIV. Maksudnya, penularan akan

terjadi jika salah satu atau lebih dari ketiga cairan itu tercemar oleh HIV, dan

kemudian masuk ke aliran darah orang yang belum tertular. Selain di dalam ketiga

cairan yang telah disebutkan di atas, HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah

yang sangat kecil di dalam Air mata, Air liur, Cairan otak, Keringat, dan Air Susu

Ibu (ASI). Namun sampai sekarang belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan

melalui cairan- cairan tersebut.

a. Cara Penularan HIV/AIDS

Penularan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang

mengandung HIV, yaitu melalui:

1) Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual

ini bisa homoseksual maupun heteroseksual.

2) Alat jarum suntik atau alat tusuk

lainnya (akupuntur, tindik, tato)

yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab

itu pemakaian jarum suntik secara

bersama sama oleh para pecandu

narkotika akan mudah menularkan

HIV diantara mereka bila salah satu

diantaranya seorang pengidap HIV.

3)

Ibu ha

mil yang mengidap HIV

kepada bayi yang dikandungnya.

b. Gejala Penularan HIV/AIDS

Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu

setelah terinfeksi HIV, seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-

gejala seperti flu, yaitu:

1) Demam.

2) Rasa lemah dan lesu.

3) Sendi- sendi terasa nyeri.

4) Batuk.

5) Nyeri tenggorokan.

Gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja,

lalu hilang dengan sendirinya.

Gambar 11.7. Jarum Suntik/Tusuk Penular HIV/AIDS

114

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

Gejala Selanjutnya adalah memasuki tahap di mana sudah mulai timbul gejala-

gejala yang mirip yang dengan gejala-gejala penyakit lain, yaitu:

1) Demam berkepanjangan.

2) Penurunan berat badan ( lebih dari 10% dalam waktu 3 hari).

3) Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktivitas fisik sehari-hari.

4) Pembengkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak.

5) Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas.

6) Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus.

7) Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan.

Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada

penyakit- penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya

kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.

Gejala penurunan kekebalan tubuh di tandai dengan mudahnya diserang

penyakit lain, dan disebut infeksi oportunistik. Maksudnya adalah penyakit

yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga

hidup dalam tubuh kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik kuman ini dapat

dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi

penderita AIDS. Gejala AIDS yang timbul adalah:

1) Radang paru.

2) Radang saluran pencernaan.

3) Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan.

4) Kanker kulit.

5) TBC.

6) Gangguan susunan saraf.

Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah

gejala AIDS ini muncul.

Gambar 11.8. Contoh Gejala-gejala HIV/AIDS

115

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

c. Perjalanan Infeksi HIV

Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa

inkubasi yang cukup lama, yaitu antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari

suatu penyakit adalah masa antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh

(infeksi) sampai mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-

gejala sakitnya.

Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya

gejala-gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara

7 sampai 10 tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap

HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Pengidap HIV ini

tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala sakit apapun.

Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Selanjutnya setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala

AIDS, dan orang tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda

sakit munculnya secara bertahap, bertambah lama bertambah berat sampai

akhirnya penderita meninggal dunia.

Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya

periode jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah

terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum

menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif ) yang berarti zat anti (antibodi)

terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode

jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi.

Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang

telah menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.

Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi

sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap

kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu. Bila digambarkan

maka skema perjalanan infeksi HIV adalah sebagai berikut :

Gambar 11.9. Masa Infeksi HIV

116

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

d. Perilaku Berisiko Tinggi

Orang-orang yang memiliki perilaku berisiko tinggi menularkan atau tertular

HIV artinya orang-orang yang mempunyai kemungkinan besar terkena infeksi

HIV atau menularkan HIV dikarenakan perilakunya. Mereka yang memiliki

perilaku berisiko tinggi itu adalah:

1) Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan

seksual, dan pasangannya.

2)

Wani

ta dan pria tuna susila, serta pelanggan mereka.

3)Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar, seperti

hubungan seks melalui dubur (anal) dan mulut misalnya pada homo seksual

dan biseksual.

4) Penyalahgunaan narkotika dengan suntikan, yang menggunakan jarum suntik

secara bersama (bergantian).

e. Hal-hal yang Tidak Menularkan HIV

Sebagaimana telah disebutkan, HIV mudah mati di luar tubuh manusia.

Ole

h sebab itu HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sosial sehari-hari

seperti:

1) Bersenggolan dengan pengindap HIV.

2) Berjabat tangan.

3)

Pender

ita AIDS bersin atau batuk-

batuk di depan kita.

4) Sama-sama berenang di kolam renang.

5) Menggunakan WC yang sama dengan

pengindap HIV.

6) Melalui gigitan nyamuk dan serangga

lainnya.

Gambar 11.10. Pengguna Narkoba sebagai Perilaku Resiko

terjangkit HIV/AIDS

Gambar 11.11. Berjabat Tangan Tidak Menularkan

HIV/AIDS

117

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

D. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan maupun vaksin untuk

mencegah penyakit ini. Upaya-upaya pencegahan harus dikaitkan dengan

bagaimana penularan AIDS dapat terjadi, yang telah dibicarakan sebelumnya.

1. Pencegahan Penularan melalui Hubungan Seksual

Telah kita ketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan

seksual. Oleh sebab itu pencegahan penularan melalui hubungan seksual

memegang peranan paling penting. Untuk itu setiap orang perlu memiliki perilaku

seksual yang aman dan bertanggungjawab, yaitu:

a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinence). Hubungan

seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.

b.

Bil

a telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan.

sendiri, yaitu suami atau isteri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seksual di

luar nikah.

c.

Bil

a salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan

hubungan seksual harus menggunakan kondom secara benar dan konsisten.

Ketiga konsep pencegahan di atas ini dikenal dengan istilah ABC (Abstinence,

Be faithful, Condom).

d.

Memp

ertebal iman dan takwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan

hubungan seksual diluar nikah.

2. Pencegahan Penularan Melalui Darah

Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai

tindakan yang berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma.

a. Transfusi darah

Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar

HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang HIV (+) atau mengindap virus

HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor darah. Begitu pula dengan

mereka yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan

hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

b. Penggunaan produk darah dan plasma

Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap

produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.

c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit.

118

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

Penggunaan alat-alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk

tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya. Tindakan desinfeksi

dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat

penting untuk dilakukan.

3. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak

Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang

dikandungnva atau bayinya cukup besar, kemungkinannva sebesar 30-40 %.

Risiko itu akan semakin besar bila si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala

AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan

untuk mempertimbangkan kembali tentang kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi

HIV melalui susu ibu sangat kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk

tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya.

Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan

penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita

sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntutan norma agama

dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Di samping itu, menyebarkan informasi

tentang HIV / AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga, dan

lingkungan dari penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan

sederhana:

1. Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima kepada

lingkungan anda sendiri. Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga dan lain-

lain.

2. Jika dalam percakapan sehari-hari anda mendengar informasi yang salah

tentang HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang benar.

Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan :

1.

Mengu

sulkan adanya diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan pencegahan HIV/AIDS.

2. Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS, misalnya

lomba poster, lomba mengarang, dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada beberapa hal penting dalam

mengurangi risiko terjadinya penularan HIV/AIDS:

1. Tidak melakukan hubungan seks, bagi yang belum nikah.

2. Selalu menghindarkan diri dari penggunaan obat-obat terlarang (narkotik,

heroin, ganja, dan lain-lain).

3.

Menj

auhkan diri dari minuman yang bisa memabukkan.

119

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

4.

Sebaiknya tidak menggunakan alat-alat seperti alat suntik, alat tindik, alat tatto,

pi

sau cukur, atau sikat gigi bersama orang lain.

5.

Sel

alu membersihkan (mensterilkan) peralatan medis atau non medis,

khususnva yang berhubungan dengan cairan tubuh manusia.

E. Pengobatan Penyakit AIDS

Sampai sekarang belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan penderita

AIDS secara total. Pengobatan yang dibutuhkan seorang penderita AIDS

diperlukan tidak saja untuk melawan infeksi sampingan yang muncul, tetapi juga

untuk mencegah komplikasi virus ini lebih lanjut dan untuk memperbaiki fungsi

tubuh penderita akibat sistem kekebalannya yang sudah rusak. Ada beberapa

jenis obat yang telah ditemukan yang berfungsi hanya untuk menghambat

perkembangan virus HIV. Obat-obat tersebut adalah:

1. AZT (Azidothimidine).

2. DDI (Dideoxynosine).

3. DDC (Dideoxycytidine).

Akan tetapi obat AZT, DDI, DDC ini belum menjamin proses penyembuhan.

Ini mungkin hanya memperpanjang hidup penderita untuk 1 atau 2 tahun saja.

Karena sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus ini secara

total. Demikian juga cara perawatan yang optimal untuk menyempurnakan

kembali sistem kekebalan penderita AIDS belum ditemukan. Penelitian-penelitian

menemukan vaksin dan obat AIDS terus dilakukan oleh para dokter, terutama di

negara-negara maju namun di samping itu pengindap HIV atau penderita AIDS

membutuhkan cara perawatan /pengobatan lain yaitu psikoterapi, konseling,

keluarga dan terapi kelompok.

F. TES HIV

Tes HIV adalah suatu tes darah yang khusus dipakai untuk memastikan

seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak. Terjadinya infeksi HIV ini dapat

dideteksi dengan mengetes adanya zat anti atau disebut anti bodi terhadap HIV

di dalam darah seseorang. Oleh sebab itu, tes semacam ini secara lengkap disebut

tes antibodi HIV, walaupun kadang orang sering menyebut Tes HIV saja. Jadi,

tes ini tidak untuk melihat adanya virus dalam darah penderita. Tes jenis inilah

yang umumnya dipakai untuk penyaringan darah donor sebelum transfusi darah

diberikan. Walaupun demikian, terdapat juga tes untuk mengetahui adanya

partikel virus atau HIV itu sendiri, atau disebut antigen, yang dilakukan untuk

tujuan tertentu.

120

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

Bila tubuh kemasukan suatu bibit penyakit, baik itu suatu bakteri, virus, atau

lainnya (ini semua disebut antigen) maka tubuh kita akan membuat zat anti untuk

melawan antigen tersebut. Zat anti ini disebut antibodi, yang keberadaannya di

dalam darah dapat dideteksi dengan pemeriksaan menggunakan zat-zat tertentu

(yang disebut reagensia). Tubuh membutuhkan waktu tertentu untuk membentuk

antibodi, yang kemudian dapat terdeteksi dengan pemeriksaan laboratorium.

Pada infeksi HIV, adanya antibodi yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan

laboratorium ini adalah setelah 1 sampai 6 bulan seseorang terinfeksi atau tertular

HIV. Sedangkan sebelum waktu ini, permeriksaan darah tidak akan menunjukkan

adanya antibodi HIV (disebut hasil tes negatif ) walaupun sebenarnya di dalam

tubuhnya sudah ada HIV. Periode inilah yang dikenal dengan sebutan periode

jendela (window period). Walaupun pemeriksaan darahnya masih negatif namun

orang tersebut sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

1. Macam-macam Tes untuk Mendeteksi Infeksi HIV

Dikenal dua macam tes yang saat ini sering dipakai untuk menentukan adanya

antibodi HIV, yaitu :

a. Tes secara Elisa (Enzyme Linked Immunosorbent Assay).

b. Tes secara Immunobloot atau Western Bloot.

Pemeriksaan adanya antibodi terhadap HIV secara Elisa dipakai untuk

penyaringan adanya infeksi HIV atau skrining darah donor transfusi darah. Hasil

positif dari tes Elisa ini, yang artinya kemungkinan ada antibodi terhadap HIV,

masih perlu dipastikan dengan pemeriksaan lanjutan melalui tes secara Western

Bloot. Pemeriksaan secara Western Bloot ini lebih spesifik terhadap HIV, walaupun

lebih mahal dan lebih sulit dilakukan. Oleh sebab itu cara Western Bloot tidak

digunakan untuk penyaringan, tetapi seperti telah disebutkan, digunakan untuk

memastikan hasil tes Elisa.

Gambar 11.12. Pemeriksaan Darah Sebagai Bentuk Tes HIV

121

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

2. Hasil Tes HIV

a. Hasil tes positif (+) berarti seseorang mempunyai antibodi (zat anti) terhadap

virus HIV, dengan demikian ia tentu telah terinfeksi HIV. Hasil positif ini juga

berarti, orang tersebut dapat menularkan HIV kepada orang lain.

b. Hasil tes negatif dapat berarti:

1) Orang tersebut tidak terinfeksi HIV

2) Orang tersebut terinfeksi HIV, tetapi tes tersebut dilakukan pada “periode

jendela” yaitu masa 1-6 bulan sejak orang tersebut terinfeksi HIV. Tubuh

masih belum membentuk anti bodi, oleh karena anti bodi baru terbentuk

1-6 bulan setelah infeksi.

c. Hasil tes Elisa yang positif, harus dipastikan dengan cara Western Blot

d.

Bil

a hasil tes negatif, maka untuk memastikan, tes di ulangi lagi setelah 3-6

bulan.

3. Penerapan Tes HIV

Tes HIV wajib dilakukan terhadap darah transfusi, alat tubuh atau jaringan

tubuh, sel telur atau sperma yang disumbangkan atau didonorkan. Namun tes

HIV sebaiknya dilakukan pada mereka yang:

a. Mempunyai perilaku berisiko tinggi.

b. Pernah menjalani transfusi darah beberapa tahun yang lalu.

c. Tidak sembuh-sembuh dari gejala demam, batuk atau diare yang lama.

d. Mengalami penurunan berat badan yang banyak tanpa sebab - sebab yang jelas.

e. Orang yang kuatir sudah tertular HIV.

4. Manfaat Tes HIV

a.

Diketahuinya status HIV (positif / negatif ), apalagi bila tes dilakukan lebih

dini b

erarti adanya infeksi diketahui sejak dini. Dengan demikian dapat segera

dimulai upaya-upaya perawatan agar gejala AIDS tidak segera muncul.

b.

Nam

un di samping manfaat ini, ada juga dampak negatif yang mungkin

diderita oleh sebagian orang sebagai akibat tes HIV. Bagi mereka yang diberi

tahu hasil tes HIV-nya positif, merasakan adanya masalah yang berat sehingga

dapat terjadi gangguan emosi, rasa terpukul yang hebat juga dapat terjadi,

karena adanya stigmatisasi terhadap mereka, berupa tindakan diskriminasi

atas berbagai hal, seperti tempat tinggal/perumahan, pekerjaan, pendidikan

atau lain-lain serta penderita mungkin dikucilkan. Oleh sebab itulah informasi

122

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester II

yang benar dan tepat perlu disebarluaskan di kalangan masyarakat dan disemua

sektor kehidupan, agar stigmatisasi, dan diskriminasi terhadap pengidap HIV

tidak terjadi.

5. Persyaratan Tes HIV

Agak berbeda dari tes-tes atau pemeriksaan laboratorium lainnya maka ada

persyaratan khusus untuk menjalani tes HIV, yaitu:

a. Harus dilaksanakan dengan sukarela.

b. Seseorang yang akan di tes harus diberikan informasi yang lengkap dan benar

mengenai tes HIV. Sesudah memahami benar-benar mengenai tes, maka harus

memberikan persetujuan tertulis (informed consent)

c.

Kepad

a orang yang akan menjalani tes harus diberikan konseling sebelum

tes dan sesudah tes. Konseling ini dimaksudkan antara lain untuk membantu

mempersiapkan mental penderita dan mengatasi masalah yang mungkin

dihadapi.

d. Hasil tes dirahasiakan

G. Aktivitas Belajar Memahami Penyakit HIV/

AIDS

Cobalah kalian baca dan pelajari semua hal tentang bahaya, penularan, dan

pencegahan HIV/AIDS di atas, kemudian lakukan aktivitas belajar berikut ini:

1. Buatlah kelompok 5-6 orang.

2. Tentukanlah ketua kelompok secara demokratis.

3. Amati dan carilah segala sesuatu yang berhubungan dengan bahaya, penularan,

dan pencegahan HIV/AIDS dari berbagai sumber, baik di Internet, buku,

majalah, surat kabar dan sebagainya.

4.

Disk

usikan dengan teman satu kelompok tentang bahaya, penularan, dan

pencegahan HIV/AIDS. Usahakan setiap anggota kelompok memberikan

pendapatnya.

5. Buatlah urutan dan penjelasan bahaya, penularan, dan pencegahan HIV/AIDS.

Usahakan ditambahkan foto atau video yang berhubungan.

6. Presentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas dengan mengikuti pentunjuk

yang ditentukan guru.

123

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

H. Ringkasan

HIV yaitu virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut)

yang berbulu tegak dan tajam. Dengan demikian sel-sel darah putih melindungi

seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut kekebalan tubuh manusia, yang

merupakan daya tahan tubuh seseorang. Jika seseorang terinfeksi oleh HIV maka

virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya ia akan merusak dinding

sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang

peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi

lemah, dan tidak lagi mampu melawan kuman-kuman penyakit. Lambat-laun sel

darah putih yang sehat akan sangat berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh orang

tersebut menjadi menurun dan akhirnya ia sangat mudah terserang penyakit.